Jasa Anti Rayap – Perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat, terutama dengan pemanfaatan lahan gambut dan bekas hutan untuk perkebunan tersebut. Namun, perkembangan ini juga membawa konsekuensi negatif dalam bentuk serangan serangga, salah satunya adalah rayap. Dua spesies rayap yang paling umum di perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah Coptotermes curvignathus dan Macrotermes gilvus.
Gejala Serangan Rayap pada Kelapa Sawit
Serangan rayap dapat merusak tanaman kelapa sawit dengan cara yang berbeda. Serangan umumnya terjadi pada kelapa sawit yang ditanam dekat dengan tunggul pohon atau sisa-sisa kayu hutan yang tidak dibongkar. Gejala serangan rayap terlihat melalui pembentukan lorong-lorong tanah dari bonggol tanaman hingga menutupi potongan pangkal pelepah. Serangan rayap juga dapat terjadi di dalam batang tanaman, ditandai dengan akumulasi daun tombak, daun kuning, dan pelepah sengkleh. Pada tingkat serangan yang berat, ini bisa menyebabkan kematian tanaman. Lahan gambut bekas hutan juga rentan terhadap serangan rayap, yang dapat menyebabkan tanaman tumbang akibat kerusakan pada bonggol dan sistem perakaran.
Memang pada dasarnya rayap lebih cenderung menyerang material kayu yang bersifat kering atau mati, namun tekstur kulit kayu dari pohon kelapa sawit yang cenderung tebal dan lembab membuat serangga seperti rayap gemar membuat sarangnya di sana, sehingga tidak heran jika rayap menjadi ancaman terbesar bagi perkebunan kelapa sawit.
Tindakan Pengendalian Rayap
Pengendalian rayap, khususnya C. curvignathus, memerlukan perencanaan yang tepat. Monitoring dan pengendalian harus dilakukan secara bersamaan. Monitoring serangan rayap dapat dilakukan dengan melakukan sensus setiap 2 minggu jika serangan melebihi 3% pohon, dan setiap bulan jika serangan kurang dari 3%. Pengendalian rayap saat ini umumnya menggunakan termitisida dengan bahan aktif seperti fipronil, sipermetrin, atau klorpirifos.
Proses ini melibatkan tiga tim: tim sensus, tim pembongkar, dan tim penyemprot.
Tim sensus mengamati dan menandai pohon-pohon yang terserang rayap di blok yang akan dikendalikan.
Tim pembongkar melakukan sanitasi terhadap lorong-lorong tanah yang dibuat oleh rayap. Ini melibatkan membongkar tanaman pada tahap pertumbuhan awal dan mengupas batang atau sisa pelepah yang terkena serangan.
Tim penyemprot mengaplikasikan termisida pada batang yang telah dikupas. Selain itu, penyiraman termisida juga dilakukan pada tanah sekitar pangkal batang tanaman yang terinfeksi dan pada 6 tanaman di sekitarnya sebagai tindakan pencegahan.
Evaluasi efektivitas pengendalian perlu dilakukan 2 minggu setelah aplikasi termisida. Pengulangan aplikasi termisida dilakukan setiap 5-6 bulan jika menggunakan fipronil atau 2-3 bulan jika menggunakan sipermetrin atau klorpirifos. Selain metode ini, pengendalian juga dapat dilakukan dengan termite baiting system (TBS) atau dengan menggunakan jamur Metarhizium anisopliae.
Baca juga Pengawetan Kayu Menggunakan Metode Tradisional dan Modern
Perlindungan Terhadap Serangan Rayap
Penting bagi petani dan pekebun kelapa sawit untuk memahami dan menerapkan metode pengendalian serangga rayap ini, terutama dengan semakin meluasnya pertanaman kelapa sawit di lahan gambut. Untuk informasi lebih lanjut tentang perlindungan terhadap serangan rayap, Anda dapat mengunjungi situs web solusibasmirayap.com, yang menyediakan solusi perlindungan yang efektif untuk perkebunan kelapa sawit Anda. Perlindungan yang tepat akan membantu mempertahankan produktivitas perkebunan kelapa sawit Anda dan mengurangi kerugian akibat serangan rayap yang merusak.
Salah satu keuntungan mempercayakan jasa pembasmi rayap profesional untuk mengendalikan serangan rayap adalah mendapatkan manfaat pembasmian yang efektif tanpa mengorbankan kelestarian dan kesuburan tanaman. Info lengkap langsung saja cek di solusibasmirayap.com