Jasa Anti Rayap Jakarta – Kumbang bubuk kayu kering (teter kayu) adalah serangga perusak kayu yang sering diabaikan namun berpotensi merusak. Serangan kumbang ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai jenis kayu. Di Indonesia, ada beberapa jenis kumbang bubuk kayu yang perlu diwaspadai. Kumbang-kumbang ini termasuk dalam ordo Coleoptera dan famili Bostrychidae. Dalam artikel ini, kami akan mengulas 5 jenis kumbang bubuk kayu di Indonesia yang perlu Anda ketahui.
5 Jenis Kumbang Bubuk Kayu di Indonesia yang Perlu Diwaspadai
Berikut 5 jenis kumbang bubuk kayu yang perlu diketahui
1. Heterobostrychus aequalis
Heterobostrychus aequalis, yang juga dikenal sebagai kumbang kulit kayu, adalah salah satu jenis kumbang bubuk kayu yang bisa ditemui di berbagai wilayah seperti Afrika, Australia, Eropa, Amerika Utara, Oseania, Asia Selatan, dan Asia Utara (kecuali China). Kumbang ini memiliki panjang sekitar 6 hingga 13 mm dan lebar 2 hingga 3,5 mm.
Kumbang ini merusak kayu dengan cara mengonsumsi isi sel kayu kering. Larva dan kumbang dewasa Heterobostrychus aequalis akan memakan tepung kayu. Telur kumbang ini diletakkan di ujung liang yang sudah dilubangi, dan larvanya akan masuk lebih dalam ke dalam kayu. Jika kayu diserang oleh kumbang ini, Anda akan melihat lubang gerekan dan serbuk kayu akibat gerekan (frass). Kumbang dewasa kemudian muncul dari lubang tersebut setelah larva berkembang.
2. Lyctus bruneus
Lyctus bruneus adalah jenis kumbang bubuk kayu yang masuk dalam famili Bostrychidae. Kumbang ini memiliki tubuh yang tipis dengan panjang antara 1 hingga 7 mm. Saat masih larva, kumbang ini berwarna putih dan berbentuk melengkung. Ketika tumbuh sempurna, ukurannya mencapai sekitar 5 mm.
Kumbang ini biasanya ditemukan pada kayu kering yang tidak terawat. Kayu dengan kandungan kimia dan pati tinggi, seperti karet, ramin, merbau, kempar, penarahan, dan jelutong, rentan terhadap serangan Lyctus bruneus. Kumbang ini memakan kayu secara intensif, menyebabkan kerusakan fatal yang membuat kayu berlubang dan rapuh.
3. Dinoderus minutus
Dinoderus minutus, atau lebih dikenal dengan kumbang bambu, memiliki tubuh yang gemuk dengan panjang sekitar 2 hingga 3,7 mm. Kumbang ini berwarna cokelat dan hampir silindris. Mereka memiliki antena di kedua sisi kepala dan sayap yang tertutupi dengan kulit dan rambut yang tebal.
Kumbang ini adalah penggerek batang bambu. Batang bambu yang terserang oleh Dinoderus minutus akan memiliki lubang-lubang pendek pada ruasnya, yang dapat berdampak pada kerugian ekonomi. Serangan biasanya dimulai sebelum pertumbuhan tinggi maksimal pada bambu, sekitar usia 2 hingga 4 tahun. Namun, serangan pada bambu yang lebih muda tidak akan mempengaruhi panjang ruasnya.
4. Minthea rugicolis
Minthea rugicolis memiliki tubuh yang memanjang, berwarna cokelat, dan berbentuk silindris. Mereka memiliki antena panjang di atas kepala yang berbentuk persegi panjang dan bulu-bulu di seluruh tubuh.
Kumbang ini dikenal sebagai kumbang powderpost dan dapat merusak berbagai jenis kayu, tergantung pada spesies kayu dan diameter pori pohon. Beberapa kayu dengan kandungan pati rendah secara alami tahan terhadap serangan kumbang ini. Kumbang ini bisa ditemukan pada perkakas kayu, bingkai, furnitur, buku, mainan, lantai, dan kayu struktural.
Baca juga Langkah-langkah dan Pencegahan Teter Kayu yang Perlu Diketahui
5. Sinoxylon anale L
Sinoxylon anale L adalah salah satu jenis kumbang bubuk kayu yang sangat merusak, terutama di India. Siklus hidupnya bisa berlangsung hingga 3 bulan, bahkan lebih lama di beberapa kondisi. Kumbang dewasa mengubur tunas hidup untuk makan atau hibernasi, yang dapat merusak tanaman muda, seperti tanaman buah, karet, kayu, dan banyak lagi.
Kumbang-kumbang bubuk kayu ini merupakan ancaman serius terhadap berbagai jenis kayu dan tanaman ekonomi. Di beberapa kasus, serangan kumbang ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Untuk mencegah serangan kumbang bubuk kayu, pengawet kayu dapat digunakan. Metode perlindungan yang umum melibatkan penggunaan borat dan fumigasi struktural. Langkah-langkah ini penting untuk melindungi kayu dari serangan merusak yang dapat mengancam berbagai sektor industri dan ekonomi.