Jasa Anti Rayap – Musim hujan membawa lebih dari sekadar embun dan air. Ia menghantar keberagaman peristiwa tak terduga, salah satunya adalah kedatangan gerombolan laron yang beterbangan di sekitar pemukiman manusia. Laron, yang pada dasarnya merupakan rayap tanah yang telah bermetamorfosis, tiba dengan pertumbuhan dua pasang sayap yang memanjang dari tubuhnya. Kehadiran mereka bukan hanya sekadar perubahan bentuk, melainkan respons terhadap perubahan kondisi lingkungan saat hujan turun.
Ahli telah memantau kehadiran koloni laron ini, mengungkap bahwa mereka muncul terutama pada sore dan malam hari, mendatangi rumah-rumah penduduk. Aktivitas terbang mereka yang lambat, dengan badan menggantung di bawah sayapnya, bukan hanya mencari sumber cahaya hangat, melainkan juga sebagai bagian dari ritual pencarian pasangan untuk membentuk koloni baru.
Gary Chocrane, seorang pakar pengendalian hama dari Amalgamated Pest Control, menjelaskan bahwa penerbangan koloni laron dilakukan untuk memanfaatkan suhu yang lebih hangat. Ini menjadi langkah strategis bagi mereka yang sedang mencari pasangan untuk melanjutkan siklus hidup.
Ironisnya, bagi laron yang gagal menemukan pasangan, hidup mereka hanya bertahan satu malam saja. Namun, bagi yang berhasil menggaet pasangan, langkah selanjutnya adalah melepaskan sayap dan mencari lubang di bawah tanah untuk kawin dan bertelur.
Koloninya dikenal sebagai Macrotermes gilvus, merupakan bagian dari kasta reproduktif Alate dalam koloni rayap. Terdapat juga dua kasta lainnya, pekerja dan prajurit, fenomena lazim dalam kehidupan serangga yang hidup berkoloni dan saling bergantung.
Penyebab Aktivitas Laron Setelah Hujan
Laron lebih cenderung terlihat ketika hujan selesai dan hal inilah yang membuat banyak pertanyaan mengapa laron keluar setelah hujan? Nah hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor. Berikut ada beberapa faktor umum yang menyebabkan laron lebih cenderung keluar setelah ujian selesai.
Kelembaban yang Membangkitkan Kegiatan
Hujan membawa naiknya kelembaban udara, sebuah faktor krusial bagi laron yang bergantung pada kelembaban tinggi. Kelembaban yang meningkat membuat laron merasa lebih hidup dan aktif. Tubuh mereka, yang peka terhadap keadaan lingkungan, merespons dengan energi lebih saat kelembaban tinggi terwujud.
Penyiraman Tanah dan Sumber Makanan
Curah hujan menyirami tanah serta vegetasi di sekitarnya, memicu kemunculan tanaman baru dan sumber daya makanan bagi laron. Hal ini tidak hanya merangsang mereka untuk keluar dari tempat persembunyian, tetapi juga memberikan peluang untuk mencari makanan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup mereka.
Dampak Perubahan Suhu
Setelah hujan, seringkali udara menjadi lebih sejuk. Perubahan suhu ini menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh laron. Suhu yang lebih rendah membuat mereka merasa lebih nyaman dan aktif, memungkinkan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh panas berlebih.
Baca juga Mengapa Laron Melepaskan Sayapnya?
Sinyal Reproduksi dari Hujan
Hujan bukan hanya menyuburkan tanah, tetapi juga menjadi sinyal bagi laron untuk memulai aktivitas reproduksi atau pencarian pasangan. Kondisi lingkungan yang lebih kondusif setelah hujan memberikan kesempatan bagi laron untuk mencari pasangan guna melanjutkan siklus hidup mereka. Hal ini mendorong aktivitas mereka secara dramatis setelah curah hujan.
Dalam siklus ini, laron akan cenderung mencari sumber cahaya untuk berkumpul yang dimana ketika laron berkumpul mereka akan mencari pasangan untuk proses reproduksi atau pembentukan koloni baru. Sedangkan bagi laron yang tidak memiliki pasangan akan mati selepas proses ini.
Kombinasi dari faktor-faktor lingkungan ini menjadi pemicu utama bagi laron untuk meningkatkan aktivitas mereka setelah hujan. Hal ini menggambarkan betapa sensitifnya serangga ini terhadap perubahan lingkungan dan bagaimana mereka menyikapi perubahan-perubahan ini dengan berbagai respons yang kompleks.